DISCLAIMER
Cerita ini berkaitan dengan semesta besar yang penulis buat. Beberapa karya penulis dengan judul berbeda saling terhubung satu sama lain sebagai semesta cerita yang saling berhubungan. Beberapa plot cerita sengaja tidak diceritakan sebab telah diceritakan pada judul cerita lain dari karya penulis. Harap bijak memilih bacaan sesuai umur dan selera. Sebaiknya membaca bagian pertama dari trilogi yang berjudul Aku Dulu Dan Waktu. Sebab cerita ini adalah bagian kedua dari Trilogi.
Catatan :
✨ Download aplikasi wattpad, buat akun atau login terlebih dahulu agar dapat membaca cerita dengan lengkap.
✨ Cerita ini menyajikan konsep cerita yang berbeda. Ada gambar, gif dan musik video yang bisa diputar. Perlu diingat bahwa konsep cerita seperti ini dapat terwujud berkat para kreator dan seniman yang berbakat, penulis menggunakan karya tersebut untuk di kolaborasikan ke dalam cerita penulis.
✨ Jika pembaca tertarik dengan konsep cerita bergambar yang penulis gunakan pada judul cerita ini. Baca juga cerita dari karya penulis yang berjudul Aku Dulu Dan Waktu, Andrea Boundary, yang menerapkan konsep cerita bergambar, ada gif, dan musik video/lagu yang bisa diputar.
✨ Sebelum membaca, harap membaca melalui website/browser/google atau sejenisnya, ubah ke situs desktop jika membaca melalui hp agar musik video/lagu dapat di putar hingga selesai. Di sarankan membaca melalui komputer/laptop.
Penjelasan singkat cerita sebelumnya,
"Dasar Nura bego, lo ngapain sampe jual barang palsu sih. Tapi, siapa yang ga kegoda kalo bisa cuan 200 juta sehari. Hasrat uang emang bahaya, untung gua kaya. Gua sekarang jadi ketua OSIS yang baru gantin Nura. Duh, kira-kira siapa yang bisa gua mintain saran ya?," keluh Nurul sambil menopang dagu.
Tambahan part 2 dari versi uncut kunjungi https://ceritatamasyah.blogspot.com/
Eryna dan Tama mengingat-ingat kenangan sewaktu mereka kecil. Sebagai sepupu yang tumbuh bersama, Eryna / Ryn yang merupakan anak tunggal merasa sangat senang setiap kali bermain bersama Tama. Setiap akhir pekan dan libur sekolah, Tama sering menginap di rumah Eryna. Hari-hari berlalu dengan berbagai kenangan yang terjadi antara Eryna dan Tama sewaktu kecil. Hingga suatu pekan, Tama tidak lagi menginap di rumah Eryna. Ratusan pekan berlalu, Eryna menunggu Tama tapi tidak kunjung datang. Eryna kecil merasa sangat kesepian. Didikan orang tua Eryna yang menginginkan agar Eryna menjadi pianis terkenal membuat Eryna kecil tumbuh dengan perasaan takut gagal. Sebagai anak yang lahir dari orang tua yang berbeda budaya membuat Eryna merasa kebingungan untuk memilih kepercayaan berbeda yang dianut orang tuanya. Beberapa tahun berlalu, Eryna mencoba menanyakan kabar Tama kepada orang tuanya agar bisa bermain bersama Tama seperti dulu. Tapi, orang tua Eryna justru membatasi komunikasi Eryna dengan keluarganya yang lain agar Eryna bisa memenangkan berbagai kejuaraan Piano yang sedang ia ikuti di usianya yang masih 9 tahun. Harapan untuk bermain bersama Tama hilang. Eryna berlatih piano hampir setiap hari, menjalani hidup yang orang tuanya arahkan untuknya. Hingga akhirnya Eryna berhasil menang di berbagai kompetisi piano. Juara 2 Asia Open Piano Competition di Malaysa, Juara 1 American Protege Piano and String Competition, dan Juara 1 ASEAN International Chopin Piano Competition. Setelah meraih banyak prestasi dan berhasil mewujudkan ambisi orang tuanya sebagai pianis muda berprestasi dan terkenal, Eryna meminta kepada orang tuanya agar bisa bertemu Tama. Namun, orang tua Eryna malah semakin membatasi Eryna, terutama untuk melakukan hal-hal yang Eryna sukai seperti berbelanja, bermain game online, menonton drama korea, anime, dan membaca manga. Tidak puas sebagapi pianis muda berprestasi, orang tua mengarahkan Eryna agar menjadi murid yang berprestasi di sekolah. Saat Eryna beranjak remaja dan masuk sekolah menengah pertama sebagai salah satu murid akselerasi, itu adalah pertemuan pertama Eryna dengan Rahma dan Wira.
Sepulang sekolah. Ruang kelas. Hanya ada Eryna dan Wira. Eryna telah di dandani oleh Rahma dan Naya agar lebih cantik, rambut blonde Eryna juga di sisir lurus dan sedikit bergelombang, kerah baju Eryna juga sedikit di buka agar menambah pesona Eryna.
"Wira.. Sebenernya, Aku masih sayang sama kamu. Aku, mau kita mulai lagi dari awal. Kamu, maukan jadi pacarku?," tanya Eryna, dengan pipi memerah sambil mengelus ujung rambutnya.
Jantung Eryna berdegup kencang, rencana Naya sebenarnya dapat membuat hubungan persahabatan 5 pilar (Wira, Rahma, Naya, Tama, dan Eryna) rusak. Pilihan terbaik yang bisa Eryna harapkan adalah Wira menerima perasaanya. Setidaknya, itu dapat sedikit meredam kehebohan soal kemampuan manipulasi pikiran Tama yang terus dibicarakan oleh murid-murid di sekolah. Dan, Eryna dapat memperbaiki kesalahannya sewaktu SMP dulu, dengan benar-benar menjalin hubungan pacaran yang tulus bersama Wira. Semakin memikirkan apa yang terjadi jika Wira mau berpacaran dengannya lagi, degup jantung Eryna semakin kencang dan wajah Eryna mulai berkeringat, menunggu jawaban Wira.
Wira lalu menjawab pernyataan cinta Eryna,
jawab Wira, seolah sudah tau dengan ide gila Naya.
"..Eh, kok Aku barusan kayak dejavu ya," ucap Rahma di dalam pikirannya. Yang menguping dari luar kelas.
Season ke 2 dari Aku Dulu Dan Waktu, Liberasa High School part 3.
Sub judul : Mata Biru Suku Lingon
Setelah salah satu presiden yang telah memimpin negeri selama 31 tahun tumbang dan mata uang mengalami devaluasi selama dan seusai krisis ekonomi di Asia Tenggara. Terjadi ketidakstabilan politik dan ekonomi di seluruh negeri. Rencana pemekaran provinsi Maluku menjadi Maluku dan Maluku Utara semakin memperuncing permasalahan politik daerah yang sudah ada. Permasalahan politik tersebut menyangkut agama, perseteruan terjadi antara umat Kristen dan Islam pada Januari 1999.
12 tahun lalu.
Halmahera, provinsi Maluku Utara.
Pukul 02.22 dini hari.
Laskar Jihad yang merupakan kelompok milisi melawan Angkatan Bersenjata Negeri terus terjadi sebelum dan setelah penandatanganan Piagam Malino II. Beberapa masyarakat desa di evakuasi dan dilindungi agar tidak menjadi korban. Namun, sebuah desa berhasil di kuasai oleh pihak milisi.
Di salah satu rumah warga, seorang tentara mencoba melindungi sepasang suami istri dengan 2 anak dari serbuan milisi. Baku tembak terjadi hingga matahari terbit. Pagi hari.
Tim bantuan dan evakuasi datang pasca serbuan milisi tadi malam. Banyak rumah hancur dan terbakar, bekas peluru berserakan di tanah, darah segar dari para milisi yang mati mengalir ke aliran sungai dan mencemari air. Tentara, ibu, ayah, dan 1 anak dari keluarga itu tewas dalam baku tembak dengan milisi. 1 anak dari keluarga itu di temukan oleh tim evakuasi di dalam lemari yang terkubur di bawah reruntuhan rumah, menjadi satu-satunya anak bermata biru dari keturunan Suku Lingon yang selamat.
Masa kini.
Semua siswa wajib tinggal di asrama dan hanya boleh pulang ke rumah selama 2/3 hari dan keluar dari asrama 2 sampai 8 kali dalam seminggu. Para murid juga wajib menggunakan jam tangan khusus dari perusahaan Applie yang tidak dapat dilepas kecuali atas izin Tim Satuan Anomali yang memiliki alat khusus yang dapat melepas jam tersebut. Tim satuan tugas Anomali akan bersiaga 1x24 jam jika diketahui ada murid kategori nomor 2 yang tanpa sengaja mengaktifkan kemampuannya.
1 bulan kemudian.
Setelah para siswa/i SMA Liberasa menjalani kebijakan tinggal di asrama. Banyak hal telah terjadi, diantaranya telah terjadi peningkatan kasus peristiwa Anomali di berbagai sekolah dan di luar sekolah. Tim Satuan Tugas Anomali menambah personil dari divisi lembaga kepolisian dan tentara setelah ditemukan ada sekelompok pelajar yang menggunakan kemampuan Anomali mereka dalam demo menuntut perubahan terhadap rancangan undang-undang hukum pidana yang baru. Setelah mendapat serangan dengan kemampuan Anomali oleh seseorang tidak di kenal di markat pusatnya yang menuntut agar daftar data dan jumlah kasus Anomali di buka ke publik, TSTA (Tim Satuan Tugas Anomali) mulai membagikan dan mengupdate ke publik mengenai hasil identifikasi dan perkembangan kasus Anomali agar tidak ada lagi data yang seolah di sembunyikan. Dari data TSTA, 80% dari total keseluruhan kasus Anomali berasal dari para pelajar dengan usia kisaran 16 hingga 22 tahun. Telah di korfirmasi data terbaru oleh TSTA Internasional selama 1 bulan telah terjadi 8 juta kasus Anomali di seluruh dunia. Membuat TSTA Nasional harus menambah tim dari divisi kepolisian dan tentara.
Beberapa murid pindahan dengan kemampuan Anomali dengan kategori Westhi dengan level Nalendra sengaja di kirim ke SMA Liberasa agar mendapat pendidikan dan pelayanan khusus. Westhi diambil dari bahasa Sanskerta yang berarti Bahaya. Nalendra juga diambil dalam bahasa Sanskerta yang berarti Raja. Contoh kasus Anomali dengan kategori Westhi dengan level Nalendra adalah Tama, yang mampu melihat aura, memanipulasi pikiran dan perasaan. Ada lebih banyak kategori dan level lain untuk membedakan tingkat kekuatan dan penguasaan Anomali. Ada pemilik Anomali yang memiliki kekuatan pada level Nalendra akan tetapi tidak termasuk kategori Westhi atau bahaya karena tidak bisa menguasai kekuatannya dengan terampil.
TSTA juga merilis bahwa kemampuan Anomali ada syarat khusus jika ingin di aktifkan. Contohnya seorang remaja perempuan yang dapat meniru suara yang sama persis penyanyi yang lagunya ia nyanyikan hanya ketika remaja perempuan itu bernyanyi di kamar mandi. Remaja perempuan ini menjadi viral menggantikan Tama karena kemampuan Anomalinya, membantu ekonomi keluarganya yang sangat miskin, sebelumnya tinggal dipinggir kali yang kotor, pernah menjadi kurir narkoba dan memiliki rumah yang tidak layak huni hingga akhirnya mampu membeli 2 rumah mewah, mobil, dan motor.
Ada banyak sekolah yang menganggap bahwa para pelajar yang memiliki kemampuan Anomali sebagai aset sekolah dan tidak mau bekerjasama dengan TSTA. Ada banyak sekolah yang sengaja menyembunyikan kasus Anomali para pelajar di sekolah mereka karena pihak sekolah menganggap kemampuan Anomali para pelajar adalah ilmu sihir yang menyesatkan. Dan tiap-tiap sekolah memiliki kebijakan yang berbeda-beda terhadap murid mereka yang memiliki kemampuan Anomali. Selama 1 bulan ini juga, SMA Liberasa telah banyak membuat kebijakan yang dianggap cukup adil dan bijaksana sehingga beberapa sekolah menerapkan kebijakan yang sama.
Ruang auditorium ekslusif SMA Liberasa.
Minggu, pukul 12.21 siang.
"...Pahamkan ya maksud gua," ucap Tama, sambil memakai jas sekolah.
Berbicara di depan auditorium. Menutup sesi materi kepada para siswa/i SMA Liberasa yang telah di identifikasi memiliki kemampuan Anomali oleh Tim Satuan Anomali.
Setiap minggu Tama diminta oleh Kepala Sekolah SMA Liberasa untuk memberikan sesi materi mengenai kemampuan Anomali kepada para siswa/i SMA Liberasa yang telah mengaktifkan kemampuannya. Tama melirik ke arah 2 petugas Anomali yang mengawasinya dari kejauhan, terus di awasi oleh pihak Tim Satuan Tugas Anomali membuat Tama merasa tidak nyaman.
Dari arah pintu auditorium, Nurul, Ketua OSIS SMA Liberasa berteriak,
Di depan gerbang sekolah. Tim satuan Anomali dari divisi lembaga kepolisian dan tentara membuat blokade, sementara beberapa murid yang ada kegiatan club dan ekskul pada hari minggu melihat dari jauh, ada juga yang melihat dari lantai dua gedung sekolah, memperhatikan gadis bermata biru yang berdiri di depan gerbang menunggu kehadiran Tama.
"Mereka ngapain ke sekolah hari minggu," gumam Eryna, sambil melihat kearah Wira, Rasyel, dan murid pindahan.
Sementara itu, Tama telah berdiri berhadap-hadapan dengan gadis bermata biru.
"Kamu benar Tama?," tanya gadis bermata biru, sedikit berteriak.
Tama lalu memperkenalkan dirinya. Tama bertanya kepada gadis bermata biru tentang tujuannya datang ke SMA Liberasa. Gadis itu berkata kalau ia datang hanya ingin bertanya beberapa hal. Tama lalu menyarankan kalau ingin mengobrol sebaiknya di kantin saja, tidak perlu seperti dua orang yang ingin berkelahi. Namun gadis bermata biru menolak. Ia ingin tetap menjaga jarak dengan Tama agar tidak terpengaruh dengan kemampuan Anomali manipulasi pikiran.
"Darimana dia tahu soal jarak itu," gumam Tama di dalam pikirannya.
Segera setelah gadis itu berkata soal jarak agar tidak terpengaruh dengan kemampuan Anomali, Tama segera menghapus ingatan semua orang yang melihat pada bagian ucapan itu saja. Tama lalu bertanya siapa nama gadis itu.
"Nama saya Narmia Dala, panggil saja Narmia atau mia," jawab gadis bermata biru.
Tama lalu memberi syarat, jika ingin pertanyaan gadis itu di jawab, gadis itu harus memberitahu kemampuan Anomali miliknya terlebih dahulu. Gadis itu menyetujui syarat dari Tama. Gadis itu lalu menatap ke salah satu pohon sakura yang ada di depan gerbang sekolah. Pohon sakura yang tadinya hijau karena belum musim berbunga tiba-tiba berubah warna seolah sudah memasuki musimnya.
"Itu, kemampuan yang sangat bahaya," ucap murid pindahan, memperhatikan dari jauh sambil jongkok.
"Apa kemampuan kamu bisa dipake buat manusia?," tanya Tama, penasaran.
"Tidak bisa. Hanya bisa di pakai buat tumbuhan, benda, atau bahan, saja." jawab Mia, dengan logat masyarakat timur.
"Jadi, waktu dia bikin salah satu murid cowok telanjang. Itu, karena dia majuin waktu pakaian seolah udah berumur ratusan bahkan puluhan ribu tahun sampe udah jadi debu. Sekilas, bagi orang yang ga sadar, jadi kayak keliatan kalo pakaiannya tiba-tiba ilang. Pohon sakura yang berubah musim dalam sekejap udah jadi bukti. Tama bisa nyimpulin hal itu dan ngurangin pertanyaan yang ga penting," ucap Wira di dalam pikirannya, sambil terus memperhatikan Tama dari jauh.
"Kejadian kayak gini udah yang ke 8 di minggu ini, sekolah kita jadi makin populer ya," ucap Rasyel, sambil melipat kedua tangan di depan, memperhatikan Tama dari jauh.
"Lo salah hitung, ini kejadian yang ke 12 di minggu ini. Peringkat 1 untuk kejadian penyerangan paling seru minggu ini masih di pegang sama mba-mba yang punya kekuatan Anomali ngerubah gender. Sayang kekuatannya cuman bertahan sampe 24 jam," keluh Wira.
"Tunggu, kok gua ga tau si mba-mba ini?, perasaan gua masuk sekolah terus dah," tanya Rasyel, heran.
Wira mendekat kearah Rasyel, memegang kedua pundak Rasyel dengan kedua tangannya, menatap dalam mata Rasyel yang berkaca-kaca, lalu berkata,
"Jangan lupain Aku, My Bubu." ucap Wira, dengan nada lembut dan pose yang imut seperti seorang gadis.
Ucapan Wira seketika membuat Rasyel mematung, wajahnya berubah pucat seperti mayat dengan mulut mengangap dan mata terbelalak. Eryna yang sejak tadi memperhatikan Wira, Rasyel dan murid pindahan, berjalan mendekati mereka bertiga dan bertanya kepada Wira soal kondisi Rasyel yang tiba-tiba mematung dengan mulut mengangap dan mata terbelalak.
"Rasyel kenapa tuh Wir?," tanya Eryna, khawatir.
"Ini azab buat cowok yang suka selingkuh," jawab Wira, sambil melepas kedua tangannya dari pundak Rasyel.
"Emang Rasyel pernah selingkuh?, bukannya dia cowok yang setia ya," tanya Eryna, penasaran.
"Kamu tau mba-mba yang punya kemampuan Anomali ngerubah gender, yang nyusup ke sekolah kita beberapa hari lalu kan?," tanya Wira.
"Oh, tau-tau. Si mba-mba ga bikin heboh satu sekolah soalnya langsung cepet di tangkep sama TSTA sekolah kita. Rumornya, ada beberapa murid yang udah si mba-mba itu ubah gendernya. Terus murid-murid yang jadi korban di minta untuk langsung pulang ke asrama dan ga boleh ke sekolah sampe udah balik ke gender aslinya," ucap Eryna, mencoba mengingat-ingat.
"Ga cuman ngerubah gender aja. Yang gendernya di ubah otomatis ngeluarin ilusi bagi siapapun yang ngeliat seolah cantik dan ganteng sesuai imajinasi yang liat. Itulah kenapa pihak sekolah nyuruh langsung pulang ke asrama. Dan, gua salah satu murid yang di ubah gendernya." jelas Wira.
"Ohya!?," teriak Eryna, karena ia baru tahu jika Wira salah satu murid yang menjadi korban.
"Yup. Singkat cerita, nih bocah (Rasyel) main ke kamar gua. Gedor-gedor kamar, teriak-teriak dari luar kamar katanya mau curhat soal ceweknya. Gua ga bisa jawab karena suara gua juga ikut berubah. Jadi yaudah gua bukain pintu, niatnya mau gua isengin aja. Eh, nih bocah malah..," Wira melanjutkan kata-katanya dengan berbisik ke telinga Eryna.
Eryna tertawa terbahak-bahak setelah mendengar cerita Wira.
"Terus tadi, gua niruin pose gua waktu malem itu, dan Rasyel kayaknya sadar. Mangkanya jadi gini, hahaha" ucap Wira, lalu tertawa.
"Pantes bisa sampe kena mental begini, hahaha" ucap Eryna, lalu tertawa.
"Eryna mau liat foto Wira waktu berubah gender jadi cewek kah?," tanya Wira.
"Mau mau, penasaran deh," jawab Eryna, bersemangat.
Wira lalu mengeluarkan handphonenya dan menunjukkan beberapa foto dan video kepada Eryna sewaktu ia berubah menjadi cewek.
"Kamu kalo jadi cewek mirip Park Gyu-young, cantik banget, Wir!," ucap Eryna, terkejut melihat kecantikan Tama.
"Park Gyu-young yang jadi Nam Joo-ri di drama korea It's Okay Not To Be Okay, itu?," tanya Wira, bersemangat.
"Iyaa!, rambut pendek, senyumnya manis, tapi sayang cintanya bertepuk sebelah tangan," ucap Eryna, mencoba mengingat drama korea It's Okay Not To Be Okay.
Lalu, Wira dan Eryna lanjut mengobrol, seperti dua gadis yang sedang mengobrol soal drama korea yang mereka suka.
Sementara itu, di gerbang depan SMA Liberasa.
Mia bertanya kepada Tama tentang bagaimana ia bisa mengaktifkan kemampuan Anomalinya. Tama lalu teringat dengan kejadian beberapa tahun lalu, Saat masih Sekolah Menengah Pertama. Saat Tama pertama kali mengaktifkan kemampuan Anomalinya.
Tama lalu menceritakan bagaimana kemampuannya bisa aktif. Ketika Tama bercerita, tidak hanya Mia yang mendengarkan, tapi juga para murid, guru, dan Tim Satuan Tugas Anomali ikut mendengarkan karena penasaran.
"Terus, terjadi ledakan besar di langit dan cuman Aku yang bisa liat," ucap Tama, melanjutkan ceritanya.
Tama tidak menceritakan bagian gadis yang ia selamatkan adalah Naya. Tama menolong Naya yang mengalami pecah air ketuban di apartemennya karena mengandung anak di usianya yang baru beranjak remaja. (Baca cerita penulis, part 18 dari judul cerita Aku Dulu Dan Waktu, season 1).
Setelah Tama menjawab pertanyaan Mia yang pertama, Mia lalu bertanya lagi tentang tujuan Tama sebenarnya.
"Apa tujuanmu Tama?, kau itu punya kemampuan luar biasa, kenapa mau terjebak disini jadi anak SMA. Keluar saja, dan ikut kelompok kita," tanya Mia, dengan logat medok masyarakat timur.
Tama menghelas nafas, mendongakkan kepalanya untuk menatap langit biru di cuaca yang cerah, sambil menaruh kedua tangannya di pinggang.
Kenangan Tama bersama Wira, Sophia, Eryna, Rahma, Naya, dan ingatan lain selama sekolah terlintas di pikiran.
2 tahun lalu. Setelah masa orientasi untuk siswa baru. (Baca part 15 dari judul cerita Aku Dulu Dan Waktu, cek daftar karya penulis)
Saat Wira mencoba memanggil Sophia yang sedang di taksir Tama.
"Ma-maaf," ucap Wira, terbatah-batah karena Tama merangkulnya dengan kuat.
1 setengah tahun lalu, saat Tama dan Sophia akhirnya berpacaran. Taman impian jaya Ancoel. Sepulang sekolah.
ucap Sophia, sambil menunjuk kearah poster promosi.
"Tapi, kitakan belum jadi pasangan," ucap Tama, merespon ajakan Sophia.
"Abang mau kita jadi pasangan?," tanya Sophia, menatap Tama dengan mata berkaca-kaca.
"Mau," jawab Tama, singkat.
"Yaudah, kita sekarang pasangan." ucap Sophia, lalu menarik tangan Tama menuju bianglala.
"Hah?, semudah itu," ucap Tama, kebingungan. Sambil berjalan di belakang Sophia yang menarik tangannya.
Wira dan Sophia lalu berjalan bergandengan tangan menuju bianglala.
"Ternyata, begini rasanya punya pasangan. Perasaan ini, jauh lebih nyaman ke timbang waktu Aku terus-terusan berjuang buat Naya," gumam Tama, dalam benak, sebagai pria yang sudah melajang belasan tahun karena berusaha mendapatkan cinta Naya yang tak kunjung berbalas. Kini memiliki pacar yang merupakan adik kelasnya.
Di kediaman keluarga Kesemojati.
Hampir di setiap minggu pagi, Tama melihat Eryna tidur sambil ileran dan mengorok. Eryna begadang untuk Live Streaming hampir di setiap akhir pekan di mulai dari sabtu malam hingga subuh di hari minggu.
"Orang lain mungkin ngeliat Eryna sebagai cewek blasteran cantik, pinter main piano, dan sempurna. Mereka ga tau aja kalo Eryna tidurnya ngorok, ileran, dan kalo kentut baunya kayak telur busuk. Mungkin, ini maksudnya jangan liat buku dari covernya, tapi liatlah buku dari harganya. Biasanya, dimana ada harga disitu ada kualitas. Tidur yang nyenyak ya, Elsa." ucap Tama, lalu tersenyum melihat Eryna yang tertidur pulas.
Eryna bermimpi tentang masa kecilnya. Eryna berlibur ke kampung halaman ayah Eryna di luar Negeri.
Eryna bertanya kepada ayahnya tentang apa itu cinta. Ayah Eryna lalu menjawab,
"Hmm.. Cinta ya. Menurut ayah, cinta itu adalah saat dimana ketika kamu bahagia, kamu ingin orang yang kamu cintai juga bahagia, dan di saat kamu lagi sedih atau kesulitan karena sesuatu, orang yang mencintaimu akan berusaha membuatmu bahagia." ucap Ayah Eryna dalam bahasa inggris, sambil menatap rerumputan hijau dan bunga tulip yang berkemaran.
Saat Tama dan Rahma masih kelas 1 SMA.
H-1 pentas seni ekskul Teater, The Soul Of The Homeland Music Festival akan dilaksanakan. Seluruh anggota Teater yang baru wajib menginap di sekolah untuk membantu panitia acara mempersiapkan set, dekorasi, dan banyak lagi.
Pukul 23.02 malam.
Rahma berjalan sendirian dengan mengandalkan cahaya bulan yang menerangi koridor sekolah, sambil memapah tas besar berisi banyak makanan dan minuman untuk seluruh anggota ekskul Teater yang menginap. Dengan tubuh berkeringat karena membawa tas yang begitu berat, perasaan takut jika tiba-tiba muncul hantu, dan hawa dingin malam membuat Rahma merinding dan jantungnya bergedup kencang. Tiba-tiba, Tama menepuk pundak Rahma dari arah belakang,
"Oi Ma, sini tasnya biar gua yang baw-,"
Rahma yang kaget pundaknya tiba-tiba di tepuk, reflek mengayun tas besar dan berat berisi banyak makanan dan minuman kearah belakang, tepat mengenai wajah Tama. Sambil berteriak,
"Setaaan!," teriak Rahma, spontan.
Beberapa bulan lalu.
Saat Tama mengembalikan semua ingatan Naya soal masa lalunya yang telah memiliki anak. Tama berpikir kalau Naya akan marah ataupun syok setelah ingatannya kembali, tapi, Naya justru tersenyum kepada Tama karena telah menolongnya sewaktu SMP dulu. Meski Tama tahu, bahwa Naya hanya berusaha tetap tersenyum, menghadapi kenyataan bahwa ia sudah memiliki anak di usinya yang masih sangat muda. (Baca part 18 dari judul cerita Aku Dulu Dan Waktu, season 1).
"Makasih ya, Tama." ucap Naya, sambil tersenyum kearah Tama.
2 minggu lalu.
Saat Tama membantu Nurul dan Sasyah, ketua dan wakil OSIS SMA Liberasa menempel denah sekolah untuk murid-murid baru agar tidak tersesat karena sekolah SMA Liberasa sangat luas.
"Buruan di tempel, gua udah ga kuat!," keluh Tama, berusaha berdiri tegap menahan tubuh Sasyah agar tidak jatuh.
"Bentar, ini kayaknya bukan denah sekolah deh.. Eh, inikan denah Rencana Tata Ruang Wilayah kota!," teriak Sasyah, sambil memperhatikan denah yang ada di tangannya.
"Abang, Nurul penasaran. Nurul ikut naik ya bang, boleh ya," ucap Nurul, sambil melompat-lompat kecil di dekat Tama dan Sasyah. Memohon untuk ikut naik ke pundak Tama seperti Sasyah.
"Lo kira ini panjat pinang!," ketus Tama.
***
Tama lalu kembali menatap Mia dari kejauhan, dengan posisi kedua tangan masih di pinggang.
"Mungkin, kamu ada benarnya Mia. Tapi, Tama disini punya keluarga. Orang-orang lemah yang harus Tama jaga. Dan kebetulan, kenangan yang terlintas barusan kenangan yang menyenangkan," jawab Tama, mencoba menirukan logat masyarakat timur.
"Bodoh sekali. Kalau begitu, Mia harus paksa Tama!," Mia berteriak, lalu menatap tajam kearah Tama untuk menggunakan kekuatan Anomalinya.
Awan gelap tiba-tiba muncul dan angin berhembus sangat kencang. Menerbangan debu dan menggoyangkan dedaunan pohon yang ada di gerbang depan sekolah.
Mia berjalan perlahan mendekati barikade Tim Satuan Tugas Anomali, beberapa mobil Tim Satuan Tugas Anomali berubah menjadi debu seperti di film Avangers : End Game, dimana thanos menghapus sebagian populasi alam semesta.
Murid-murid yang tadinya terlihat antusias karena penasaran mulai menjauh dan berlarian. Sementara Tim Satuan Tugas Anomali dari divisi lembaga kepolisian dan tentara terus di pukul mundur dengan kekuatan Anomali Mia yang ternyata juga dapat menggerakkan angin hanya dengan menatap kearah yang diinginkan.
Tama masih tetap berdiri menatap Mia, mencoba mengaktifkan kemampuannya jika Mia sudah masuk ke dalam jarak tertentu sebagai salah satu syarat aktifnya kemampuan Anomali manipulasi pikirian miliknya.
"Percuma. 1 bulan ini kelompok kita sudah pantau kau punya kegiatan. Kelompok kita sudah tau semua syarat aktifnya kemampuan Anomali kau, Tama." teriak Mia, sambil terus berjalan perlahan mendekati Tama.
Saat jarak Mia sudah cukup dekat dengan Tama. Mia berusaha menyerang Tama dengan tatapannya. Namun, tiba-tiba, Mia seolah memasukki lorong waktu.
Membawanya pada malam saat desanya di serang oleh kelompok milisi Laskar Jihad. Tapi, kali ini ingatan Mia sedikit berbeda, Tama juga berada di sana menggerakkan tubuh tentara sementara Mia kembali ke tubuhnya sewaktu masih anak kecil dan tidak bisa menggunakan kekuatan Anomalinya.
"Jangan masukki pikiran saya!," teriak Mia, berdiri berhadap-hadapan dengan Tama.
Tama tersenyum di balik kegelapan malam.
"Ini bukan kemampuan Anomaliku, Mia. Kita di kirim ke masa lalu oleh murid pindahan yang baru 5 hari lalu masuk SMA Liberasa, dia sejak tadi duduk jongkok, memperhatikan kita dari jauh," ucap Tama, berjalan pelan keluar dari kegelapan malam.
Halmahera, provinsi Maluku Utara.
12 tahun lalu.
Pukul 00.45 dini hari.
1 jam 37 menit sebelum kelompok Laskar Jihad menyerang desa dan Mia kehilangan ibu, ayah, dan kakaknya.
Bersambung..
Ada kreditnya ⬇️
Masa kini.
SMA Liberasa.
"Kerja bagus, Radit." ucap Wira, memuji murid pindahan yang telah mengirim Tama dan Mia ke masa lalu. Sedang jongkok di dekatnya dan Rasyel, yang sejak tadi ikut memperhatikan Mia dan Tama dari kejauhan.
"Siapa Radit?," tanya murid pindahan, kebingungan. Sambil menoleh lalu mendongak kearah Wira.
"Nama lu," jawab Rasyel.
Wira memberi isyarat tangan kepada murid pindahan untuk membuka buku catatan kecil yang ada di saku bajunya. Murid pindahan itu lalu mengeluarkan buku catatan dari saku bajunya dan mulai membaca catatan yang tertulis di buku dengan mengeja tiap kata.
Di atas langit dekat SMA Liberasa, seorang pemuda menggunakan jaket berwarna biru merek H&N, bertuliskan 'Aku Sayang Ibu 3000', memakai celana pendek model cino, tanpa alas kaki dan berkepala botak plontos. Terbang di atas langit memperhatikan apa yang sedang terjadi di SMA Liberasa.
"Mata biru suku lingon, ternyata masih ada di era ini. Mata yang di percaya sebagai salah satu mata milik Loft, salah satu pemimpin suku Lingon dengan kekuatan Anomali terkuat yang hilang pada masa perang semesta. Meskipun, di era ini ingatan tentang sejarah perang semesta udah di segel oleh para dewan alam bawah sadar," ucap pemuda berkepala botak plontos.
Angin berhembus kearah pemuda itu, membuat bulu kakinya bergoyang ditiup angin sepoi-sepoi. Debu yang dibawa angin yang mengarah ke pemuda itu membuatnya bersin, menyebabkan hembusan yang kuat kearah bawah, menghancurkan dan menerbangkan beberapa atap rumah warga yang terbuat dari bahan seng, menghasilkan suara dentuman yang besar.
Kantor pusat TSTA nasional. Sebuah gedung pencakar langit dengan arsitektur bangunan futuristis, dengan patung hewan komodo dan buaya sedang duduk sambil bermain catur pada bagian pintu masuk gedung, merupakan hewan yang menjadi maskot dari TSTA nasional.
Di sebuah ruang rapat para petinggi TSTA sedang berdiskusi tentang seseorang yang masuk dalam daftar hitam pemilik Anomali dengan kategori Bethara dengan level Sinatrya.
Pada layar presentasi, di tampilkan wajah pemuda berkepala botak plontos. Salah satu staf TSTA melaporkan hasil investigasinya kepada para petinggi TSTA.
"Pemuda ini, kami masukkan ke dalam kategori Bethara dengan level Sinatrya,"
Para petinggi TSTA tampak terkejut setelah staf tersebut menyebutkan kategori dan level kemampuan dan penguasaan Anomali oemuda berkepala plontos. Para petinggi TSTA lalu mulai mengusulkan pendapat mereka,
"Kita harus kurung dia!," teriak salah satu petinggi TSTA berbadan gemuk.
"Kita harus ajak pemuda itu bekerjasama!, kategori Bethara dengan level Sinatrya, itu, di percaya memiliki kemampuan dan penguasaan Anomali setara dengan mitologi dewa dewi yunani." ucap salah satu petinggi TSTA berbadan kurus dan berkacamata.
"Jika pemuda itu tidak mau, kita paksa!," teriak petinggi TSTA lainnya.
"Berikan apa yang pemuda itu mau!, harta, tahta, wanita. Tanyakan padanya!," teriak petinggi TSTA lain.
Meja rapat lalu di gebrak dengan kuat hingga hancur. Membuat para petinggi TSTA yang berteriak dan panik terdiam seketika. Para petinggi TSTA tampak berkeringat, melirik kearah kursi Ketua Hubungan Masyarakat TSTA. Ketua Hubungan Masyarakat TSTA menghela nafas, lalu berkata,
"Kategori Bethara dengan level Sinatrya terakhir kali, dimiliki oleh Presiden pertama kita. Bapak proklamator. Dengan kepemimpinan dan perjuangannya bersama para pahlawan, negara ini akhirnya bisa meredeka. Pemuda itu, berpotensi untuk menjadi pemimpin yang bijaksana atau diktator yang membumi hanguskan dan rakus kekuasaan. Kita harus tenang menyikapi ini. Kita harus bisa mendapatkan pemuda itu, buat ia seolah seorang pahlawan negara, menjadi bagian dari abdi negara yang setia, sebelum, pemuda itu menyadari potensinya. Laporan ini akan saya sampaikan pada presiden segera, saya permisi." ucap Ketua Hubungan Masyarakat TSTA, dengan nada suara berat lalu berjalan pergi meninggalkan ruang rapat.
Dukung cerita ini dengan cara
(L)ike.. ;D
Foll(o)w.. ^0^
(V)ot(e).. :3
And Sh(are).. ^_^
Terima Kasih sudah membaca cerita saya! 💌
Cerita yang kamu baca saat ini masih belum selesai/tamat, ada kemungkinan akan diedit seperti adanya perubahan atau penambahan pada kata, gambar, gif, atau musik video. Akan diedit secara penuh setelah rangkaian cerita selesai/tamat.
Part 3 versi uncut akan tersedia di blog segera.. ^o^
Versi uncut kunjungi https://ceritatamasyah.blogspot.com/