Quotes

Quotes

Jumat, 03 Juni 2022

Liberasa High School (Season 2) Bagian 1 : Garis Waktu

Selamat membaca cerita dengan konsep cerita bergambar. Ada juga gif dan musik video yang bisa diputar agar membaca tidak bosan. ^_^

Prolog,

Sekolah Menengah Atas Liberasa / SMA Liberasa adalah sekolah dengan kurikulum pendidikan yang di tingkatkan dan merupakan salah satu SMA Negeri terbaik menurut Menteri Pendidikan yang merupakan alumni SMA Liberasa. SMA Liberasa menguji setiap calon siswa/i yang ingin bersekolah di SMA Liberasa dengan sangat ketat. Pada ujian saringan masuk, siswa/i di uji sejauh mana pengetahuan mereka dengan 100 level soal. Di tiap-tiap level soal ada banyak kumpulan soal dari berbagai jenis ilmu pengetahuan dan keterampilan seperti ilmu esakta, sosial dan budaya, serta teknologi. Tidak ada standar untuk calon siswa/i agar bisa lulus seleksi masuk SMA Liberasa. Semua calon siswa/i harus berkompetisi dan hasilnya akan di kurasi berdasarkan nilai tertinggi dan akan di ambil 200 sampai 300 siswa/i dengan skor tertinggi/rata-rata. SMA Liberasa juga merupakan sekolah bergengsi karena telah menghasilkan banyak lulusan terbaik dan sukses dibidangnya. Tanpa memandang status apapun, SMA Liberasa memiliki pedoman agar siswa/i dapat bermanfaat dan menyukai apapun yang mereka lakukan. Termasuk untuk siswa/i yang memiliki bakat khusus seperti meramal masa depan, melihat aura, manipulator, berjudi, sulap, komputer, desain,  bertarung, olahraga, psikologi, dan banyak lagi. Kebijakan ini diambil setelah kasus Tama, salah satu murid SMA Liberasa yang mampu memanipulasi pikiran murid-murid lain viral di berbagai media cetak dan digital. 

Melanjutkan cerita Aku Dulu Dan Waktu. Wira Ranaya adalah satu-satunya murid yang berhasil mencapai level 100 dalam ujian test saringan masuk SMA Liberasa sejak kebijakan 100 level tes diterapkan. Pada season 1, berjudul Aku Dulu Dan Waktu. Wira sebagai wakil ketua osis dan 5 Pilar berhasil menyelesaikan masalah-masalah di OSIS SMA Liberasa dan sukses mengadakan acara Festival Of Liberasa Extracurricular Competition semacam pentas seni/pensi sekolah yang berhasil mengundang BTS, Blackpink, JKT 48 dan banyak lagi. 


DISCLAIMER

Cerita ini berkaitan dengan semesta besar yang penulis buat. Beberapa karya penulis dengan judul berbeda saling terhubung satu sama lain sebagai semesta cerita yang saling berhubungan. Beberapa plot cerita sengaja tidak diceritakan sebab telah diceritakan pada judul cerita lain dari karya penulis. Harap bijak memilih bacaan sesuai umur dan selera. Sebaiknya membaca bagian pertama dari trilogi yang berjudul Aku Dulu Dan Waktu. Sebab cerita ini adalah bagian kedua dari Trilogi.

Catatan :

✨ Cerita ini menyajikan konsep cerita yang berbeda. Ada gambar, gif dan musik video yang bisa diputar. Perlu diingat bahwa konsep cerita seperti ini dapat terwujud berkat para kreator dan seniman yang berbakat, penulis menggunakan karya tersebut untuk di kolaborasikan ke dalam cerita penulis.

✨ Jika pembaca tertarik dengan konsep cerita bergambar yang penulis gunakan pada judul cerita ini. Baca juga cerita dari karya penulis yang berjudul Aku Dulu Dan Waktu, Andrea Boundary, yang menerapkan konsep cerita bergambar, ada gif, dan musik video/lagu yang bisa diputar.

✨ Sebelum membaca, harap membaca melalui website/browser/google atau sejenisnya, ubah ke situs desktop jika membaca melalui hp agar musik video/lagu dapat di putar hingga selesai. Di sarankan membaca melalui komputer/laptop.

Penjelasan singkat cerita sebelumnya yang berjudul Aku Dulu Dan Waktu dari trilogi cerita ini,

Penjelasan singkat cerita sebelumnya yang berjudul Aku Dulu Dan Waktu dari trilogi cerita ini,

Menceritakan garis waktu lain dari Wira pada season 1 dimana ia mencium Eryna. Sementara Wira yang di temuinya pada part Aku adalah Wira dari garis waktu berbeda.

Aku Dulu Dan Waktu (season 1) sebenarnya menceritakan 2 Wira pada garis waktu yang berbeda. Wira 1 / Wira masa depan adalah ia yang mengurung diri selama 18 Tahun hingga Tahun 2036, Wira dari masa depan lalu mengalami koma dan terhubung dengan dirinya di berbagai garis waktu, dan yang diceritakan selanjutnya adalah Wira 2 / Wira dari masa lalu yang bersekolah di SMA Liberasa. Cerita berlanjut dengan menceritakan Wira 2 dari masa lalu yang bersekolah di SMA Liberasa. Nasib antara Wira dari tahun 2036 dan Wira 2 sangat berbeda karena adanya intervensi dari Wira 1 yang berasal dari masa depan di Tahun 2036.

Agar lebih jelas, baca Aku Dulu Dan Waktu part 8, sub judul: Aku.

Baca Judul Cerita Aku Dulu Dan Waktu yang merupakan season 1 dari trilogi cerita ini dan part lainnya biar ngerti alur ceritanya ya.. ^_^

Season ke 2 dari Aku Dulu Dan Waktu. Liberasa High School part 1.

Sub judul : Garis Waktu.


Tama meminta maaf atas perbuatannya yang telah memanipulasi banyak pikiran murid-murid disekolah. Di atas podium aula SMA Liberasa. Tama menyampaikan permintaan maaf.

Setelah menyampaikan permintaan maaf dan berjalan turun dari podium

Setelah menyampaikan permintaan maaf dan berjalan turun dari podium. Naya tiba-tiba naik keatas podium, mengambil mikrofon lalu menceritakan kalau acara pentas seni SMA Liberasa yang diadakan OSIS bisa sukses salah satunya itu karena kemampuan Tama. Namun murid-murid saling berbisik hal-hal buruk dan tampak ketakutan. Naya dengan mata berkaca-kaca lalu menceritakan tentang Tama yang menyelamatkannya sewaktu SMP, aib tentang Naya yang telah memiliki anak hampir saja terungkap, untung saja Wira, Rahma, dan Eryna segera bertindak dengan mencabut kabel mikrofon dan membawa Naya turun dari podium.

Tama yang tidak lagi menjabat di OSIS dan Tama juga diberhentikan sebagai sutradara dan penulis naskah dari project pentas teater yang akan diadakan ekskul Teater 2 bulan lagi, lalu memutuskan untuk menjalani kehidupan SMA normal tanpa ada kegiatan apapun di sekolah dan memutuskan untuk keluar dari grup 5 Pilar karena tidak ingin teman-temannya ikut ditatap sinis dan di benci oleh murid-murid di sekolah sepertinya. 

Atap sekolah SMA Liberasa. 

"Kenapa kalo ada masalah larinya selalu ke sini dah," keluh Tama

"Kenapa kalo ada masalah larinya selalu ke sini dah," keluh Tama.

"Disini enak tau Tam. Banyak angin, indahnya pemandangan gedung-gedung kota, dari sini kita bisa liat Lotte." ucap Wira sambil meregangkan pinggang. "Ohya Tam, gua mau minta maaf. Gara-gara gua lo jadi viral." ucap Wira sambil melihat kearah Tama.

"Ga perlu. Di awal, kita sepakat gua mau ngebantuin lo asal pake cara gua. Dan lo pun udah ngorbanin sesuatu yang berharga biar gua mau ngebantuin lo. Toh selain karena gua bisa manipulasi pikiran, sekolah kita jadi makin terkenal karena acara pensi kolaborasi OSIS dan ekskul yang sukses ngundang BTS..,

Blackpink

Blackpink.., 

JKT48

JKT48..,

dan banyak lagi, " jawab Tama sambil melihat pemandangan gedung-gedung kota di hadapannya

dan banyak lagi, " jawab Tama sambil melihat pemandangan gedung-gedung kota di hadapannya. Angin berhembus menerbangkan rambut Wira dan Tama.

"Cewek-cewek 5 pilar tahu tentang apa yang udah lo korbanin biar gua mau ngebantuin lo Wir?," tanya Tama tiba-tiba.

"Cewek-cewek 5 pilar tahu tentang apa yang udah lo korbanin biar gua mau ngebantuin lo Wir?," tanya Tama tiba-tiba

Jawab Wira.

"Apa yang Rahma ga boleh tau?," ucap Rahma yang tiba-tiba muncul dari belakang punggung Tama dan Wira.

"Anjir kaget!," ucap Tama bereaksi terkejut sambil menaruh tangan kirinya di paha Wira.

"Woi," ucap Wira dengan nada suara berat, melirik sinis kearah Tama agar sadar dan segera menarik tangannya. Tama yang sadar segera menarik tangannya dari paha Wira. Tama lalu menggunakan inhaler untuk mencegah asmanya kambuh.

"Kebiasaan ngerokok dan latah lo kalo kaget harus lo kurangin Tam. Atau coba periksa ke dokter." ucap Rahma yang khawatir dengan kondisi Tama. 

"Itu karena efek samping dari kemampuan lo kah Tam?," tanya Wira, penasaran. 

"Ga tau, gua kalo bisa milih mending hidup normal." ketus Tama setelah menggunakan inhalernya. "Entah berapa banyak anak indigo atau sejenisnya yang punya kemampuan pengen hidup normal-normal aja atau sengaja nyembunyiin kemampuannya biar ga dikira aneh." ucap Tama. 

Rahma yang masih penasaran tentang apa yang dirahasiakan Wira dan Tama mencoba menggoda Tama sambil berkata, 

"Rahasia apa Tam!?," teriak Rahma tiba-tiba, sambil mendekatkan wajahnya kearah wajah Tama. Tama tanpa sengaja menjatuhkan inhalernya. 

Rahma yang tahu kalau Tama adalah tipe laki-laki yang mudah gugup jika terlalu dekat dengan wanita mencoba mendekatkan wajahnya kearah wajah Tama, Tama lalu spontan menjawab,

"Mimpi basah!," teriak Tama dengan wajah memerah.

Rahma segera menjauhkan wajahnya dari wajah Tama.

"Mimpi basah?, kayak ngompol gitu ya," ucap Rahma, penasaran

"Mimpi basah?, kayak ngompol gitu ya," ucap Rahma, penasaran.

"Kamu tahu kayak ngompol dari siapa Ma?," tanya Wira.

"Bapakku." jawab Rahma, singkat.

Wira melirik kearah Tama, 

"Tam hidung lo mimisan,"  

Tama mencoba meraaba hidungnya, darah yang terus menetes membuat Tama panik lalu bergegas pergi menuju toilet meninggalkan Wira dan Rahma.

"Aku baru tahu kalo Tama bisa sampe mimisan gitu," ucap Rahma.

"Harusnya kamu temenin Tama ke toilet, bukannya ngerasa bener karena baru tahu," ketus Wira.

"Yakan Aku ga tau!, kalo Aku tahu dari awal Aku ga bakal begitu." ucap Rahma, berkelit, dan sedikit berteriak kearah Wira.

Wira hanya diam lalu menghelas nafas.

"Aku mau ke toilet ngeliat kondisi Tama." ucap Wira lalu berdiri dan berjalan meninggalkan Rahma.

Wira berhenti berjalan setelah menyadari kalau Rahma mencengkram ikat pinggangnya dari arah belakang agar tidak pergi meninggalkannya. 

Wira menoleh kearah belakang lalu berkata,

Wira menoleh kearah belakang lalu berkata,

"Lepas," tanya Wira.

Rahma hanya diam saja dan menundukkan kepalanya sambil terus memegangi ikat pinggang Wira. Wira lalu menghela nafas, lagi.

"Karena lagi diare, Aku pagi ini sebelum berangkat sekolah boker dulu. Aku yang boker sambil main hp ngeliat info dari salah satu akun kalo ada mati air bergilir untuk menyadarkan masyarakat agar pentingnya menghemat air. Aku bingung mau cebok pake apa karena tinggal sendirian di rumah segede itu. Di tambah, semua kloset di kamar mandiku pake shower." "Kalo ngomong ga usah berbelit-belit. Langsung ke intinya," ucap Rahma dari arah belakang dan masih terus mencengkram celana Wira.

"Jadi pagi tadi Aku cuci eek pake air sisa yang ada di klos-"

Mata Rahma terbelalak dan segera melepaskan cengkraman tangannya. Rahma yang menunduk lalu menegakkan kepalanya dan tepat menghadap kearah pantat Wira. Lalu, terdengar suara kentut yang besar dan lama dari pantat Wira. Wira kentut bersamaan dengan suara bel sekolah yang berbunyi.

Wira dan Rahma berlarian di koridor sekolah menuju toilet untuk melihat kondisi Tama.

"Untung tadi Aku sempet narik tapas panjang terus tutup hidungku pake tangan ya!," teriak Rahma yang berlari di samping Wira.

Wira tertawa terbahak-bahak melihat tingkah Rahma yang suka mengomel. Wira merasa nostalgia. Rasanya sudah sangat lama Rahma dan Wira tidak bercanda dan bermain bersama setelah semua drama yang terjadi di OSIS, pertengkaran sahabat antara Rahma dan Naya, gengsi, salah paham, dan soal perasaan cinta yang tak terungkapkan. Rahma dan Wira bersyukur karena mereka berdua yang telah berteman sejak kecil masih bisa terus bersahabat meski sudah beranjak remaja yang lekat dengan berbagai masalah, drama, kenakalan dan keingintahuan.

Mereka berdua sadar bahwa setiap pertemuan pasti ada perpisahan dan suatu waktu, sebuah hubungan akan di uji. Bagi siapapun yang mampu bertahan maka akan temukan kebahagiaan. Termasuk, keputusan untuk tidak lagi menjalin hubungan. 

Bersambung..

Terima kasih sudah membaca cerita saya, baca chapter lainnya juga ya! 💌

Ada kreditnya 👇🏻

Toilet SMA Liberasa.

Tama sedang menggunakan wastafel untuk membersihkan darah mimisan yang terus keluar dari hidungnya

Tama sedang menggunakan wastafel untuk membersihkan darah mimisan yang terus keluar dari hidungnya. Lampu di toilet berkelip. Tama yang menatap kaca di depannya mencoba milirik kearah belakang melalui pantulan kaca. Terdengar suara kloset yang di siram dari salah satu bilik di belakang Tama. Wajah Tama berkeringat. Jantungnya berdegup kencang sebab Tama teringat kalau tidak ada murid lain yang masuk ke toilet selain dirinya. Di tambah bel sekolah tanda dimulainya pelajaran pertama telah berbunyi, murid-murid lain saat ini telah berada di kelasnya. Darah mimisan dari hidung Tama terus keluar, Tama yang ketakutan mengelap darah yang terus keluar dari hidungnya menggunakan air dengan sembrono. Lampu toilet kembali berkedip. Buluk kuduk Tama berdiri, hawa toilet terasa dingin, tiba-tiba, salah satu bilik toilet terbuka. Bunyi nyaring ketika toilet terbuka menambah kesan horor yang membuat wajah Tama pucat pasi dan darah dihidungnya terus keluar. Dari bilik toilet, keluar seorang gadis berambut panjang, berpakaian putih, perut yang penuh belatung dan darah menembus punggung. Perempuan itu berjalan pelan mendekati Tama. Sementara Tama hanya berdiri diam, kakinya gemetar, ia hanya bisa menatap dari pantulan kaca ketika perempuan itu berjalan mendekatinya. Sembari terus merogoh kantung celana untuk mencari inhalernya. Setelah perempuan itu tepat berada di belakang Tama, perempuan itu lalu berbisik ke telinga Tama,

"Bang, ini toilet perempuan." ucap perempuan itu lalu tertawa cekikikan sambil terbang menembus atap toilet.

Tama yang memiliki kemampuan untuk melihat aura, memanipulasi ingatan, tahu dan dapat membangkitkan potensi orang lain pingsan seketika saat bertemu setan. Sesaat setelah sadar, Tama berada di ruang unit kesehatan sekolah. Tama terbangun di jam istirahat. Pukul 09.22 WIB

"Vi," ucap Tama lirih, sambil melihat pacarnya, Sophia Vikofa, duduk dengan kaki kanan di atas kaki kiri, sambil membaca buku, berpose seperti seorang model yang sedang sesi foto

"Vi," ucap Tama lirih, sambil melihat pacarnya, Sophia Vikofa, duduk dengan kaki kanan di atas kaki kiri, sambil membaca buku, berpose seperti seorang model yang sedang sesi foto. Rambut panjang Vikofa yang berwarna hitam seperti bintang iklan sampo terbang ditiup angin. Aroma parfum Vikofa yang terbawa angin tercium oleh Tama. Vi yang menyadari Tama sudah bangun lalu menaruh buku yang ia baca di atas meja di dekatnya dan berkata,

Vi yang menyadari Tama sudah bangun lalu menaruh buku yang ia baca di atas meja di dekatnya dan berkata,

"Syukurlah, abang udah bangun," ucap Sophia Vikofa lalu meneteskan air mata.

"Vi.., Abang lebih bersyukur karena punya kamu. Sebanyak apapun murid yang saat ini nganggep Abang aneh, ngehindar dari Abang dan natep Abang sinis karena kemampuan yang Abang punya, perasaan marah, kesel, sedih Abang karena semua perlakuan buruk dari murid-murid ke abang rasanya seketika hilang setiap kali Abang bisa ngeliat dan ketemu kamu Vi." gumam Tama di dalam hati.

"Yaelah ga perlu sampe nangis begitu Vi, abang kan belum meninggal. Ngomong-ngomong, cara ngomong Vi udah ga gelagapan lagi ya." ucap Tama mencoba mencairkan suasana, lalu tersenyum kearah Vi.

"Itu berkat Abang yang ngajarin

"Itu berkat Abang yang ngajarin. Ohya, sebelum Vi dateng. Tadi ada Kak Naya yang nungguin abang bangun, kayaknya Kak Naya ga ikut kelas karena nungguin abang di UKS. Terus waktu Vi dateng, Kak Naya langsung keluar, mukanya kayak pucet gitu. Dan Kak Naya nitipin pocari sama inhaler ini ke Vi buat dikasih ke abang." ucap Vi lalu memberikan minuman pocari ke Tama.

Di luar ruangan unit kesehatan sekolah. Naya bersandar dari balik pintu UKS, Naya masih tetap menunggu hingga Tama terbangun meskipun sudah ada Vi, pacarnya Tama. 

"Jadi gini rasanya cemburu karena lagi jatuh cinta tapi ga bisa apa-apa. Ini yang kamu rasain selama bertahun-tahun sewaktu dulu kamu jatuh cinta sama Aku ya Tam. Mungkinkah ini karma?," ucap Naya sambil tertunduk.

*klik untuk memutar musik video di bawah agar mendapatkan pengalaman membaca yang berbeda

*klik untuk memutar musik video di bawah agar mendapatkan pengalaman membaca yang berbeda. Jika mendengarkan musik video sambil membaca dirasa kurang nyaman, musik video bisa di pause.

Sesaat setelah Tama pingsan. Naya yang menemukan Tama di toilet perempuan dengan keadaan bersimbah darah dan Naya juga yang telah membantu Wira membopong Tama menuju ruang UKS, sementara Rahma bergegas mencari Bu Nana, guru sekaligus penanggung jawab UKS SMA Liberasa. 

Setelah Tama dirawat oleh Bu Nana Shihab, Wira dan Rahma berpamitan untuk kembali ke kelas sementara Naya memutuskan untuk tetap menunggu di UKS sampai Tama bangun. Bu Nana yang melihat Naya yang mulai mengantuk karena menunggu Tama bangun dari pingsan lalu bertanya, 

"Naya ga balik ke kelas?," tanya Bu Nana, mencoba memecah keheningan. 

"Engga Bu, Naya mau nungguin sampe Tama bangun." jawab Naya. 

"Kamu pacarnya Tama?, atau.. Kalian berdua fwb'an. Gini-gini ibu tau loh bahasa gaul anak muda," ucap Bu Nana. 

"Eh, engga Bu. Kita cuman temen kok." jawab Naya, gugup. 

 "Tumben. Baru kali ini ibu ketemu cewek yang cuman temen tapi usahanya udah kayak pacarnya aja." ucap Bu Nana, mencoba menggoda Naya. 

Naya tertawa mendengar guyon Bu Nana. 

"Kalo kamu suka, ungkapin aja perasaanmu. Ga ada salahnya kalo cuman ngungkapin, daripada kamu pendem. Terus nyesel deh, dan kamu lalu nyari pembenaran dengan alesan ilfil atau gengsi. Cowok, bisa nyerah perjungain cewek yang dia suka itu karena si cowok ngerasa berjuang sendirian. Kamu sebagai cewek mungkin ngerasanya ga di perjuangin, padahal ada banyak perjuangan yang udah si cowok lakuin buat kamu, dasaran kamunya aja cuek dan ga sadar." ucap Bu Nana sambil merapikan kotak P3K lalu menaruhnya di lemari. 

Naya lalu teringat kejadian ketika dirinya dan Rahma bertengkar sampai tarik-tarikan rambut di apartemennya karena Rahma takut mengungkapkan perasaan ke Wira.

Baca Aku Dulu Dan Waktu di season sebelumnya, part 17 dengan sub judul : Trauma dan Rahma

Baca Aku Dulu Dan Waktu di season sebelumnya, part 17 dengan sub judul : Trauma dan Rahma

"Ibu balik ngajar ya Nay, kamu nungguin Tama sendirian di UKS gpp?," tanya Bu Nana. 

"Gpp kok Bu." jawab Naya. 

"Yaudah kalo gpp, soalnya UKS kita serem loh. Lebih serem dari setan penjaga di toilet perempuan," ucap Bu Nana. "Ohya Nay, kalo kamu lebih percaya adanya hantu ataumanusia dengan kemampuan khusus kayak Tama?, kalo ibu sih lebih percaya hantu," lanjut Bu Nana lalu berjalan keluar UKS. 

Sesaat setelah Bu Nana pergi, tiba-tiba, salah satu kursi UKS bergeser dengan sendirinya.

Kemampuan Tama untuk memanipulasi pikiran menjadi viral di banyak media: TV, koran, dan berbagai aplikasi sosial media. Teori konspirasi bermunculan, netizen mengkaitkan kemampuan Tama dengan project Garuda yang hilang, indigo, Golden Child, Kristal Child, Alien, Supranatural, Dukun, Rawarontek, Mutan, Anomali, dan banyak lagi. Lalu eksistensi orang-orang berkemampuan khusus seperti Tama satu persatu bermunculan kepermukaan setelah tersebarnya sebuah video seorang perempuan muda yang mampu menarik dan mendorong benda logam apapun tanpa menyentuh, seorang pria yang kebal terhadap tembakan peluru, seorang ibu yang mampu mengubah cuaca, seorang anak dengan batunya mampu menyembuhkan penyakit, dan banyak lagi. Menanggapi peristiwa yang terjadi Pemerintah lalu membentuk tim satuan tugas bernama Anomali, dan temukan 20% murid-murid ditiap sekolah memiliki kemampuan khusus yang beragam. Pemerintah juga menerbitkan surat edaran agar setiap sekolah membentuk tim khusus yang bekerjasama dengan satuan tugas Anomali. SMA Liberasa lalu mengambil kebijakan khusus untuk murid-murid berkemampuan khusus dan meminta para murid mematuhi protokol sesuai aturan dari tim satuan tugas Anomali. 

Berita tentang kemampuan Tama, seorang murid dari SMA Liberasa yang memiliki kemampuan khusus seperti Profesor X dari film X-Man menjadi trending topik nomor 1 selama 1 minggu. 

Cerita yang kamu baca saat ini masih belum selesai/tamat, ada kemungkinan akan diedit seperti adanya perubahan atau penambahan pada kata, gambar, gif, atau musik video. Akan diedit secara penuh setelah rangkaian cerita selesai.. ^_^

"Nikmati dunia yang lebih luas dengan membaca, dan nikmati duniamu sendiri dengan menulis."

- Anandatama RB


Liberasa High School (Season 2) Bagian 5 : Pantomim.

Cerita ini menggunakan konsep cerita bergambar. Ada juga gif dan musik video yang bisa diputar. Rasakan pengalaman membaca yang berbeda. ^_^...