Cerita ini menggunakan konsep cerita bergambar. Ada juga gif dan musik video yang bisa diputar. Rasakan pengalaman membaca yang berbeda. ^_^
DISCLAIMER
Cerita ini berkaitan dengan semesta besar yang penulis buat. Beberapa karya penulis dengan judul berbeda saling terhubung satu sama lain sebagai semesta cerita yang saling berhubungan. Beberapa plot cerita sengaja tidak diceritakan sebab telah diceritakan pada judul cerita lain dari karya penulis. Harap bijak memilih bacaan sesuai umur dan selera. Sebaiknya membaca bagian pertama dari trilogi yang berjudul Aku Dulu Dan Waktu. Sebab cerita ini adalah bagian kedua dari Trilogi.
Catatan :
✨ Download aplikasi wattpad, buat akun atau login terlebih dahulu agar dapat membaca cerita dengan lengkap.
✨ Cerita ini menyajikan konsep cerita yang berbeda. Ada gambar, gif dan musik video yang bisa diputar. Perlu diingat bahwa konsep cerita seperti ini dapat terwujud berkat para kreator dan seniman yang berbakat, penulis menggunakan karya tersebut untuk di kolaborasikan ke dalam cerita penulis.
✨ Jika pembaca tertarik dengan konsep cerita bergambar yang penulis gunakan pada judul cerita ini. Baca juga cerita dari karya penulis yang berjudul Aku Dulu Dan Waktu, Andrea Boundary, yang menerapkan konsep cerita bergambar, ada gif, dan musik video/lagu yang bisa diputar.
✨ Sebelum membaca, harap membaca melalui website/browser/google atau sejenisnya, ubah ke situs desktop jika membaca melalui hp agar musik video/lagu dapat di putar hingga selesai. Di sarankan membaca melalui komputer/laptop.
Penjelasan singkat cerita sebelumnya,
SMA Liberasa.
Minggu pukul 8.12 pagi.
7 hari berlalu sejak Tama dan Mia di kirim ke masa lalu.
Ruang rapat Khusus Dewan Kelas.
Dewan kelas adalah sebutan untuk semua ketua kelas dari 3 angkatan, kelas 1, 2, dan 3. Jabatan ketua kelas di SMA Liberasa merupakan jabatan penting yang lebih tinggi dari OSIS, Ekskul, dan Club. Meski di SMA Liberasa setiap murid dapat menjabat atau ikut sebagai anggota di OSIS, Ekskul, dan Club setiap murid tetap dianggap mewakili kepentingan kelasnya. Kelas merupakan tempat dimana masing-masing murid bersaing untuk mendapatkan point dengan cara aktif di organisasi, kegiatan sosial, dan banyak lagi. Ada masa dimana murid-murid SMA Liberasa hidup dalam koloni kelasnya dan sangat membanggakan jumlah point yang kelas mereka miliki. Layaknya dalam politik, untuk maju menjabat dibutuhkan partai atau koneksi untuk mendapatkan suara atau dukungan. Sehingga jabatan ketua kelas merupakan jabatan yang sangat penting layaknya ketua partai. Pada saat perebutan jabatan seperti ketua OSIS, Ketua Ekskul, atau ketua club beberapa kelas berkoalisi dengan menyatukan point dan pengaruh agar calon mereka dapat jabatan tersebut. Point tertinggi yang di kumpulkan setiap masing-masing murid sebelum lulus dapat ditukar dengan uang, dimana 1 point = 1 dollar US. Meskipun tidak lagi menjabat, Wira yang pernah menjabat sebagai wakil ketua OSIS periode sebelumnya tetap mendapat point, disebut sebagai point pribadi dan bukan merupakan point kelas.
"Mia dan Tama gak bener-bener balik ke masa lalu. Mereka berdua ngalamin astral projection. Kemampuan Radit yang sebenernya adalah Retrokognisi dari bahasa Latin retro yang berarti mundur, di belakang dan kognisi berarti mengetahui, yaitu persepsi akan kejadian pada masa lalu atau bisa mengetahui sebuah peristiwa yang telah terjadi pada masa lalu. Syarat agar kemampuan Radit aktif adalah kehilangan ingatan di mulai sejak dia lahir sampe umur 5 tahun. Buku catatan yang ada di saku baju Radit berisi semua memori penting sejak dia lahir ke umurnya 5 tahun. Siapa orang tuanya, kapan dia lahir, dimana dia lahir, dan banyak lagi. Radit harus berhasil ngebaca semua catatan di bukunya untuk bisa ngebawa balik Mia sama Tama.."
"..Ada efek samping dari kemampuan Anomali Radit, yaitu dia akan kehilangan kemampuan semua kemampuan yang dia pelajari sejak kecil seperti berjalan, baca, tulis dll. Ini berhubungan dengan syarat agar kemampuannya aktif. Kehilangan ingatan tentang gimana caranya berjalan, berdiri, berlari, membaca, menulis, berhitung dan banyak lagi membuat Radit harus mempelajari semuanya lagi secepatnya agar dapat ngembaliin Astral Tama dan Mia. Tama selama ini selalu menjadi mentor untuk Radit karena cuman Tama bisa ngembaliin ingatan Radit yang kehapus dalam sekejap." jelas Wira, kepada dewan kelas lainnya.
"Tunggu-tunggu, kalo kemampuan Anomali Radit Retrokognisi, dan bisa mengirim Astral Projection ke masa lalu. Terus, ada dimana tubuh Mia sama Tama?," tanya Szuyu, penasaran.
Minggu, pukul 9.27 pagi.
Asrama perempuan SMA Liberasa.
Hari ini Anna, Eryna dan Jihan berencana pergi berbelanja dan ingin mencoba toko makanan Supwey yang baru saja kembali dibuka setelah sempat tutup selama bertahun-tahun karena kantor pusat Supwey yang ada di luar Negeri memutuskan untuk mengurangi pembukaan cabang di negara lain.
"Eryna, Jihan, udah mau jam 10 nih.., kalo ga pergi sekarang antrinya bisa panjang loh," teriak Anna sambil membuka pintu kamar asrama Eryna dan Anna. Mata Anna seketika terbelalak dengan apa yang dilihatnya. Sekujur tubuh Anna seketika membatu dan wajahnya berubah pucat.
"Eryna.., Jihan.." gumam Anna dengan mata terbelalak. Kaki Anna gemetar, Anna terduduk lemas sambil merapatkan kedua pahanya.
Saat Anna terpaku dengan jasad Eryna dan Jihan yang menggantung di depan matanya dan darah menetes dari ujung kaki Eryna dan Jihan, tiba-tiba ledakan besar terjadi di kamar itu. Suara ledakan itu terdengar hingga ratusan meter.
Saat Wira sedang berlari di koridor sekolah menuju asrama perempuan, dia tiba-tiba terhubung dengan Wira dari masa depan dan sudah berada di dunia alam bawah sadar tempat mereka biasa bertemu.
"Udah lama kita ga ketemu ya, apa kabar diriku dari masa lalu?," sapa Wira dari masa depan sambil tersenyum, dalam wujud Wira kecil.
Baca juga chapter lainnya agar mengerti alur ceritanya ya.. ^_^
Season ke 2 dari Aku Dulu Dan Waktu, Liberasa High School part 5.
Sub judul : Pantomim
Masa kini.
SMA Liberasa.
Beberapa hari setelah ledakan di asrama perempuan SMA Liberasa.
Ada banyak media yang memberitakan terkait ledakan yang terjadi di asrama perempuan SMA Liberasa. Di depan media, tim TSTA melakukan konferensi pers,
"Setelah di investigasi oleh Tim Satuan Tugas Anomali (TSTA) ledakan yang terjadi beberapa hari lalu diduga murni merupakan serangan dari teroris," ucap Nami, kepada wartanan. Nami merupakan salah satu pejabat tinggi di TSTA pusat.
Beberapa wartawan bertanya silih berganti. Sosial media juga diramaikan dengan hastag #AnomaliSiapMati dimana banyak orang diberbagai aplikasi seperti Instagraham, TokTek, YouNuse, dan aplikasi sejenis membuat video yang membahas soal ledakan di asrama perempuan SMA Liberasa yang menewaskan 5 murid perempuan dan belasan murid mengalami luka-luka.
Di era baru dimana hampir 1/4 populasi orang di dunia memiliki kemampuan Anomali, ada begitu banyak masyarakat yang menganggap pemilik kemampuan Anomali sebagai penyihir dan penipu. Ilmu gaib, ilmu kanuragan, dan berbagai jenis ilmu yang di kategorikan sebagai anomali banyak tidak disukai oleh masyarakat. Masyarakat modern cenderung lebih mempercayai sains dan teknologi yang ada daripada kemampuan supranatural.
Taman Pemakaman Umum (TPU) Kasablanka. Aura dingin menyebar keseluruh pemakaman bersama terang bulan yang bersinar. Malam itu, Rahma dan Wira mengunjungi makam Eryna, salah satu yang meninggal dalam insiden ledakan.
Wira dan Rahma berdiri di depan makam Eryna Rahmadita. Wajah Rahma yang biasanya ceria, di depan makam sahabatnya itu Rahma hanya terpaku memandangi nisan Eryna. Di bawah sinar bulan yang menerangi malam, Wira dan Rahma memandangi nisan Eryna selama beberapa menit. Pikiran mereka dipenuhi kenangan tentang Eryna yang tidak ada habisnya. Lalu, air matapun jatuh dari pipi Rahma. Matanya yang berkaca-kaca sejak tadi karena menahan tangis, akhirnya tumpah. Sementara Wira terlihat cukup tegar. Dengan setelan celana dasar warna hitam dan kemeja lengan panjang berwarna hitam, Wira memikirkan tentang sebuah cerita di dalam film, manga atau komik.
"Kalo ini cerita komik atau film, bukankah harusnya karakter yang mati itu terjadi ketika cerita udah masuk ke bagian konflik. Atau, bisa juga sebagai cara biar tokoh utama ngalamin perkembangan karakter. Kayak karakter Ace di manga One Peace, Jiraiya di manga Naruto, atau anjing yang mati di film Jhon Wick. Tapi, mau dunia berubah kayak sekarang, kami hanyalah pelajar atau anak muda yang berusaha nikmatin masa muda kami," gumam Wira di dalam pikirannya, lalu mengangkat kepalanya ke langit dan memandangi bulan.
Rahma lalu memeluk Wira dan menangis sesenggukan di pundak Wira hingga membasahi bagian lengan kanannya.
Setelah mengunjungi makam Eryna, Wira dan Rahma lalu berjalan menuju rumah menggunakan mobil. Di perjalanan menuju rumah, Wira mencoba memecah keheningan agar Rahma tidak terus larut dalam kesedihan.
"Rahma, Are you okey?, tanya Wira, sambil mencoba tetap focus menyetir mobil.
"I'm Okay. Maaf ya Wir, karena malem-malem begini Rahma tiba-tiba minta di temenin ke makamnya Eryna," jawab Rahma, pelan. Mencoba terlihat tegar di depan Wira.
Rahma lalu bertanya balik kepada Wira,
"You too?," tanya Rahma, sambil melirik kearah Wira.
Wira lalu menyalakan musik dari stereo mobil, memutar salah satu lagu yang seolah mewakili perasaannya, malam itu.
*klik untuk memutar musik video di bawah agar mendapat pengalaman membaca yang berbeda. Jika dirasa kurang nyaman musik video bisa di pause.
Metallica : "Nothing Else Matters"
Malam semakin larut, Rahma tertidur dalam perjalanan menuju rumah. Wira mencengkram erat setir kemudi dan berjanji pada dirinya sendiri, kalau era baru ini harus segera berakhir.
***
Pada pertemuan Wira dengan dirinya dari masa depan dalam wujud Wira kecil setelah ledakan baru saja terjadi di asrama perempuan SMA Liberasa. Di dunia alam bawah sadar,
"Gua harus nolongin Eryna!," teriak Wira dari masa lalu (Karakter utama) kepada Wira dari masa depan.
"Tenang. Di dunia alam bawah sadar, waktu berhenti untuk sesaat." ucap Wira dari masa depan, mencoba menenangkan Wira dari masa lalu.
Wira dari masa lalu dan masa depan lalu mengobrol setelah sekian lama mereka tidak bertemu. Wira dari masa depan memberitahu kalau di garis waktunya tidak ada era Anomali. Wira dari masa depan berkata kalau di tahun yang sama pada garis waktunya, ada virus yang menyebar keseluruh dunia dan menjadi pendemi virus yang telah memakan jutaan korban di seluruh dunia, tiap negara mengambil kebijakan lockdown agar virus tidak menyebar dan berbagai kebijakan lain selama masa pendemi yang berlangsung selama kurang lebih 2 tahun.
"Kalo perbedaan kejadian diantara garis waktu kita bisa sejauh ini, lo sebaiknya mulai nyari tahu apa penyebabnya," ucap Wira dari masa depan.
"Selain virus, ada perbedaan apa lagi di garis waktu lo dengan garis waktu gua Wir?," tanya Wira dari masa lalu (karakter utama).
"Gua akan cerita mulai dari orang-orang terdekat kita dulu. Hmph.. pertama, Eryna ga meninggal. Meskipun sempet kena virus dan ngalamin badai sitokin, Eryna masih hidup. Kedua, DNA anak Naya ternyata sama dengan Tama dan ngebuat geger 1 sekolah, terus..,"
"Tunggu!, jadi anak Naya itu sebenernya anak Tama!?," ucap Wira dari masa lalu, spontan.
"Gua lanjut dulu ya. Ketiga, Rahma pacaran untuk pertama kalinya. Sama anak basket, kalo ga salah namanya Agil. Tapi hubungan mereka ga lama, karena Agil selingkuh dan ngebuat Rahma patah hati luar biasa. Keempat, 5 pilar bubar dan mulai sibuk masing-masing setelah lulus dari SMA Liberasa."
"Udah, itu aja?," tanya Wira dari masa lalu.
"Ohya 1 lagi, Sophia pacarnya Tama. Di garis waktu gua, setelah putus dari Tama. Sophia..," Wira dari masa depan terlihat ragu untuk memberitahu.
"Kenapa Sophia?," tanya Wira dari masa lalu, penasaran.
"Kejadiannya, waktu gua udah kuliah semester 3. Untuk pertama kalinya gua mau nyoba ke rumah bordil, setelah sampe sana, setelah milih dan jalan menuju kamar. Di salah satu kamar gua denger teriakkan di kamar yang baru aja gua lewatin,"
"Maaf gua potong, teriakkan di rumah bordil bukannya wajar ya?," tanya Wira dari masa lalu.
"Gua juga mikirnya gitu, tapi, entah kenapa gua tergerak untuk masuk ke kamar itu kayak ngerasa teriakkan itu dari orang yang kita kenal. Ternyata bener, itu teriakkan dari Sophia. Singkat cerita, waktu gua dobrak pintunya, Sophia udah telentang dan sambil nangis. Di atas Sophia ada babi gendut yang nyoba nyium bibirnya tapi "pisangnya" belum sampe masuk. Sophia dengan nada lirih ngeliat kearah gua, terus bilang 'Tolong'. Dan malam itu, berakhir dengan gua dan Sophia di usir dari rumah bordil dan ngobrol berdua di angkringan. Di salah satu topik obrolan, Sophia cerita kalau dia ngalamin banyak kejadian pelik untuk urusan cinta. Mulai dari kedua orang tuanya, abang dan kakaknya, beberapa mantannya setelah Tama,sampe akhirnya Sophia mutusin buat dateng ke rumah bordil dan nyoba bercengkrama untuk pertama kali." ucap Wira dari masa depan.
"Urusan cinta emang rumit, ya. Terus, kelanjutannya gimana?," tanya Wira dari masa lalu.
"Karena ini kejadiannya sebelum gua ngurung diri selama 18 tahun. Gua akhirnya pacaran sama Sophia. Selama gua ngurung diri di kamar selama 18 tahun, Sophia masih setia nunggu gua. Selama gua koma dan akhirnya bangun pun, Sophia masih setia nunggu. Setelah nunggu gua selama itu, umur Sophia udah sekitar 38/39 tahun dan masih keliatan cantik. Setelah gua sadar dari koma karena kompilasi akibat dari ngurung diri selama 18 tahun, gua akhirnya nikah sama Sophia. Ceritanya lebih panjang lagi, tapi kurang lebih begitu situasi saat ini di garis waktu gua. Di tambah, soal orang tua kita yang tanggal dan cara meninggalnya yang beda, di garis waktu gua, kedua orang tua kita meninggal karena sakit. Sementara di garis waktu lo, karena kecelakaan pesawat," jelas Wira dari masa depan. (Baca judul cerita Aku Dulu dan Waktu Season 1 part 8)
"Ada banyak yang pengen gua obrolin. Tapi saat ini ada banyak hal yang harus gua urus di garis waktu gua. Ohya, karena lo dari masa depan, menurut lo, apakah gua masih bisa nolongin Eryna?," ucap Wira dari masa lalu (karakter utama).
"Ngeliat gimana sifat kita yang ga mau disebut pahlawan. Sebaiknya, di coba aja," ucap Wira masa depan lalu menjentikkan jarinya.
Jetikan jari Wira dari masa depan membuat Wira dari masa lalu kembali ke kesadarannya dan berlari menuju sumber ledakan di asrama perempuan SMA Liberasa.
Sesampainya di lobby asrama perempuan yang sudah tertutup debu dan beberapa bongkahan bangunan yang hancur. Wira melihat Rahma dan Naya yang pingsan dengan luka di kepala dan kaki. Dengan perasaan bimbang antara menyelamatkan Eryna atau Rahma dan Naya. Wira memutuskan untuk menyelamatkan Rahma dan Naya terlebih dahulu. Suara gesekan bangunan yang seolah akan runtuh membuat Wira khawatir jika membawa Naya atau Rahma secara bergantian, salah satu dari mereka bisa saja tetimpa bangunan dan tidak selamat. Wira mencoba melihat sekeliling jika ada benda yang mungkin dapat membantunya membawa Rahma dan Naya bersamaan. Setelah berusaha melihat sekeliling diantara debu akibat dari reruntuhan bangunan yang terus jatuh sembari menutup hidung dan mulutnya agar tidak kemasukkan debu menggunakan lekukan tangan, Wira menemukan keranjang cucian yang cukup besar yang berada cukup dekat dari tempatnya berdiri.
Setelah mengambil keranjang cucian, Wira lalu mengangkat tubuh Rahma dan Naya masuk ke dalam keranjang cucian. Setelah memasukkan tubuh Rahma dan Naya ke dalam keranjang cucian dan mau mendorong kearah pintu keluar, debu dari reruntuhan bangunan perlahan menghilang dan membuat Wira melihat ada belasan murid perempuan yang juga pingsan di lobby asrama. Wira lalu mengangkat satu persatu murid perempuan ke dalam keranjang yang cukup untuk 6 orang dan kembali lagi sampai semua murid yang pingsan, semua berhasil Wira selamatkan.
Setelah menyelamatkan semua murid perempuan yang pingsan di lobby asrama perempuan, Wira melihat dari kejauhan beberapa guru, tim TSTA dan beberapa murid berdatangan menuju asrama perempuan. Melihat kerumanan orang yang datang kearahnya, Wira tiba-tiba pergi menjauh dan bersembunyi ke tempat yang sepi. Saat Wira mencoba mengatur napasnya karena kelelahan setelah menyelamatkan murid-murid perempuan yang pingsan. Seseorang tiba-tiba muncul dari belakang Wira, lalu berkata..
gumam Wira di dalam pikirannya, tidak percaya. Eryna lalu memberikan selembar kertas kepada Wira, Wira lalu membaca kertas tersebut yang bertuliskan,
Setelah membaca kertas yang diberikan Eryna, Wira lalu mengangkat kepalanya untuk melihat sosok Eryna lagi, tapi, sosok itu sudah menghilang.
***
Setelah insiden ledakan di asrama perempuan SMA Liberasa beberapa hari lalu, semua murid SMA Liberasa menjalani sekolah secara online. Beberapa sekolah yang terdaftar sebagai sekolah yang memiliki cukup banyak murid berkemampuan Anomali juga mengajukan permohonan kepada Kementerian Pendidikan agar dapat menjalani sekolah secara online sampai situasi membaik, Kementerian lalu mengeluarkan Surat Edaran tentang Pelaksaan Sekolah Secara Online yang berisi tentang aturan dimana semua sekolah dapat mengambil kebijakan untuk melaksanakan sistem belajar mengajar secara online untuk sementara waktu demi keamanan dan keselamatan para murid baik yang berkempuan Anomali ataupun tidak serta kebijakan dan aturan lainnya dalam Surat Edaran.
Di dalam mobil.
Sesampainya di rumah Rahma, Wira mencoba membangunkan Rahma dari tidurnya. Setelah terbangun, Rahma dengan keadaan masih mengantuk dan mata yang sembab lalu memeluk Wira dan berkata,
"Hati-hati ya Wir, Aku ga mau sampe kehilangan kamu juga. Dan.. makasih karena udah nolongin Aku sama Naya dan beberapa murid cewek waktu ledakan itu. Aku tahu kamu pergi setelah orang-orang pada dateng, itu, karena kamu ga mau siapapun tahu tentang sifatmu. Termasuk, soal rencana ngirim astral Tama ke masa lalu. Kamu nyoba nyelametin Tama dari serangan teroris itu dan nyimpen tubuh Tama dan Mia di tempat yang aman. Tapi ternyata rencanamu ga sepenuhnya berhasil. Rahma ga tau beban seberat apa yang kamu tanggung, Rahma cuman berharap Wira ga sampe ngamuk kayak kita SMP dulu," ucap Rahma, lirih. Sambil memeluk Wira dengan erat.
"Kamu ngigo ya, barusan ngomong apasih. Ma," ucap Wira lalu melepas pelukannya dan mencubit pipi Rahma agar tersadar.
"Rahma cuman nyoba adegan romantis biar kayak di drakor sama anime. Soalnya Wira keliatan sedih terus semenjak Eryna meninggal," ucap Rahma, tidak jelas. Dengan mulut yang terbuka lebar.
"Drakor sama anime teros.. tugas sekolahmu tuh di kerjain dan kesehatanmu itu loh, juga di jaga." ucap Wira sambil menggoyang-goyangkan pipi Rahma.
"Wir, kok kamu bisa tau jalan?," tanya Rahma, tidak jelas. Dengan mulut yang terbuka lebar.
Wira perlahan melepas cubitan pipinya lalu menatap nanar kearah Rahma dan berkata,
"Aku, adalah Wira dari masa depan. Semakin sering Aku terhubung dengan Wira dari garis waktu ini melalui dunia alam bawah sadar, maka sepenuhnya Aku bisa ngendaliin kesadaran Wira dari setiap garis waktu yang ada berbagai semesta." jawab Wira.
"Kamu ngigo ya Wir?," tanya Rahma, menirukan ucapan Wira.
Kediaman keluarga Ranaya.
Setelah mengantar Rahma pulang, Wira juga kembali ke rumahnya. Rumah besar yang sepi karena Wira hanya tinggal sendiri.
Setelah mandi dan bersiap untuk tidur. Pikiran Wira dipenuhi oleh banyak hal yang membuatnya sulit tidur.
Wira menangis memikirkan betapa tidak berdaya dirinya di era baru dimana kemampuan Anomali muncul. Kejahatan jenis baru meningkat, berbagai kemungkinan dapat terjadi, rencana Wira untuk melindungi teman-temannya dan menjalani kehidupan SMA yang biasa saja, tidak sepenuhnya berhasil sejak Tama mengumumkan kemampuan Anomalinya di depan para murid dan guru sekitar 2 bulan lalu.
"Tama, maaf karena gua ga nepatin janji gua untuk bisa ngelindungin Eryna dan Sophia selama lo dikirim ke masa lalu," ucap Wira, lirih. Perlahan air mata Wira jatuh dari ujung matanya.
***
*klik untuk memutar musik video di bawah agar mendapat pengalaman membaca yang berbeda. Jika dirasa kurang nyaman musik video bisa di pause.
Halmahera, provinsi Maluku Utara.
12 tahun lalu.
Pukul 02.15 dini hari.
7 menit sebelum kelompok Laskar Jihad menyerang desa dan Mia kehilangan ibu, ayah, dan kakaknya.
Tama menggangkat tangannya ke langit. Sebuah bola berwarna pelangi terbentuk dari telapak tangan Tama.
Saat laskar jihad berhasil menghancurkan pelindung gaib yang dibuat oleh Presiden pertama untuk melindungi penduduk suku lingon dari para pemburu mata biru suku lingon. Sebuah cahaya berkilauan muncul dari langit dan menghancurkan kelompok laskar jihad yang mencoba masuk kearea desa suku lingon.
Ledakan besar itu terus menerus terjadi, menyerang setiap anggota kelompok laskar jihad yang mencoba masuk ke desa suku lingon menggunakan kemampuan gaib. Warga suku lingon yang memiliki kemampuan gaib juga ikut membantu melawan kelompok laskar jihad yang terus mencoba menembus pertahanan desa. Sementara di dunia nyata, desa tempat dimana suku lingon berada hanya tampak seperti hutan belantara dengan aliran sungai yang sunyi dan sepi di malam hari, tidak ada bangunan rumah desa, jalan setapak, ataupun sumur.
Mia yang berdiri di samping Tama terpana melihat kekuatan besar yang Tama keluarkan. Mia lalu bertanya darimana Tama bisa mendapatkan kekuatan sebesar itu, Tama tersenyum kearah Mia lalu menjawab,
"Dewa shinobi," jawab Tama, lalu terkekeh.
Mia lalu memukul perut Tama dengan keras, membuat Tama tersedak dengan posisi masih mengangkat salah satu tangan kearah atas. Tama masih terus mempertahankan posisinya itu untuk melindungi desa menggunakan bola cahaya pelangi yang terbentuk dari telapak tangannya. Bola pelangi itu menghasilkan ledakan yang terus menerus dari langit, menyerang kelompok jihad yang mencoba masuk ke dalam atapun menyerang desa.
"Darimana!?," teriak Mia kearah Tamaa dan bersiap memukul perut Tama lagi jika Tama masih menjawab dengan bercanda.
"Aku juga ga tau!," ucap Tama sedikit berteriak, sebab ledakan besar yang terus menerus membuat telinga sulit mendengar apapun di sekitar.
"Masa ga tau!?," teriak Mia, membalas ucapan Tama.
"Aku cuman ngikutin suara di kepalaku, suaranya mirip sama bapak proklamator, Presiden pertama negeri ini. Awalnya Aku ragu, tapi suara itu bilang untuk jangan khawatir. Terus suara itu bilang, ledakan atau kekuatan sebesar ini ga bakal ngaruh ke dunia nyata, sebab ini adalah dimensi para Raja yang suka moksa!," ucap Tama, mencoba menyampaikan suara yang masuk ke kepalanya.
"Aku tidak mengerti apa maksudnya. Tapi, selama itu demi melindungi desa, tolong sampaikan terima kasih sama suara itu!," balas Mia.
"Suara ini bilang, "Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah, namun perjuangan kalian akan lebih sulit karena melawan bangsa sendiri," ucap Tama, terus mengikuti suara yang masuk ke kepalanya.
Pagi hari.
Setelah pertarungan besar melawan dan mengusir kelompok laskar jihad yang mencoba menyerang desa suku lingon untuk mengambil mata biru suku lingon.
Seluruh warga suku lingon berkumpul di lapangan desa untuk merayakan keberhasilan mereka melawan dan mengusir kelompok laskar jihad yang mencoba menyerang desa. Hari penyerangan yang berhasil di cegah menjadi hari perayaan suku lingon kepada tuhan dan alam yang telah membantu melindungi desa suku lingon dari serangan kelompok laskar jihad.
Tama yang kehabisan energi memilih untuk berbaring di tanah menatap langit biru di atasnya. Salah satu warga suku lingon yang bertubuh besar setinggi atap rumah tiba-tiba mengangkat tubuh Tama, menggendong Tama yang berbaring lalu membuat Tama duduk di atas di pundaknya, Tama yang masih kelelahan lalu berusaha mengikuti perayaan kemenangan dari serangan kelompok laskar jihad. Beberapa masakkan khas suku lingin dibuat untuk meriahkan hari perayaan, semua warga desa bersorak gembira. Mia tersenyum kearah Tama sebagai rasa terima kasih karena telah menyelamatkan desanya.
Akan tetapi, di tengah perayaan desa suku lingon dan para penduduk desa tampak bahagia, pikiran Tama terus berusaha menjawab pertanyaan di benaknya tentang "Apakah perubahan ini dapat berpengaruh ke masa depan, sebab yang dikirim ke masa lalu hanya astral, seperti di film Doctor Sleep karya Stephen King. Tidak seperti konsep menjelajahi waktu dalam film Avangers End Game atau Hot Tub Time Machine,"
Di tengah perayaan desa suku lingon. Astral Tama tiba-tiba keluar dari tubuh yang ia pinjam selama berada di desa, lalu astral Tama memasuki lorong waktu dan kembali ke masa kini.
12 tahun kemudian.
Tama perlahan membuka mata dan melihat kearah langit-langit kamar yang familiar.
Kediaman keluarga Kesemojati.
Pagi hari yang cerah.
Eryna menyapa Tama yang baru saja bangun setelah 15 hari tubuh astralnya kembali dari masa 12 tahun lalu.
"Morning," sapa Eryna, sambil duduk merapatkan kedua paha dan memegang segelas cangkir berisi kopi hitam dengan kedua tangan. Kopi hitam adalah jenis kopi yang sangat disukai Eryna.
Saat melihat Eryna, air mata Tama tiba-tiba menetes melewati pipinya.
"Kamu kenapa Tam?," tanya Eryna, kebingungan.
Sesaat setelah terbangun di tubuhnya, Tama seolah merasakan perasaan sedih yang mendalam, raga Tama yang ditinggal astralnya selama 15 hari seperti menahan banyak perasaan yang ingin diungkapkan dan tindakan yang ingin dilakukan.
"Ini aneh, tubuh gua harusnya di masukin ke kulkas atau minimal ada di rumah sakit biar bisa di rawat selama astralnya keluar. Tubuh gua mungkin aja udah ngelewatin waktu berhari-hari di masa kini selama astral gua pergi ke masa lalu. Tapi, tubuh gua kenapa kayak cuman abis ditinggal tidur sebentar," gumam Tama, di dalam pikirannya.
Melihat Tama bersikap aneh karena tiba-tiba menangis saat baru bangun tidur dan termenung seolah sedang memikirkan sesuatu, Eryna lalu menawarkan kopi hitam kepada Tama.
"Kamu mau Aku buatin kopi hitam juga, kah?," tanya Eryna, menawari Tama.
"Eryna, Aku udah tidur berapa lama?," Tama bertanya kepada Eryna karena penasaran.
"Hmph, sekitar.. 15 menit. Ohya, tadi waktu kamu tidur, Wira nelpon ke hpmu tapi Aku yang angkat. Wira bilang kalo masa depan udah berubah, tolong sampein ke Tama, gitu. Sama, Wira minta kamu hati-hati sama organisasi Pantomim. Aku ga ngerti maksud Wira apa, jadi Aku iyain aja. Kamu buruan mandi gih, bentar lagi jam 10 loh. Katanya kamu mau jalan sama Sophia hari ini, Aku nitip Supwey ya," ucap Eryna, lalu menyeruput kopi hitam buatannya.
Bersambung..
Ada kreditnya ⬇️
Halmahera, provinsi Maluku Utara.
12 tahun lalu.
Pukul 08.08 pagi.
"Kamu kenapa tiba-tiba jatuh dari pundaknya Bal, Tam?," tanya Mia, khawatir.
"Ka-kalian siapa?," ucap tentara yang kesadarannya telah kembali setelah Astral Tama keluar dari tubuhnya.
"Jadi, cuman astral Tama yang kembali ke masa 12 tahun kemudian dan Aku masih disini untuk mulai semuanya dari awal lagi. Itu artinya.. Masa depan dimana keluargaku dan seluruh penduduk suku lingon mati udah berhasil diubah, dan masa depan baru tercipta tergantung dari apa yang Aku lakukan di masa ini. Pertama-tama, Aku jangan sampe lupa untuk beli Bitcoin dalam beberapa tahun lagi, dan organisasi jahat yang pernah Aku ikuti, dimana mereka bisa ngebuat siapapun bisa ngebangkitin kemampuan Anomali tapi dengan metode ekstream, juga, harus segera Aku kasih tau ke Tama," gumam Mia, di dalam pikirannya. Merencanakan masa depan yang lebih baik dari yang pernah ia lalui.
Dukung cerita ini dengan cara
(L)ike.. ;D
Foll(o)w.. ^0^
(V)ot(e).. :3
And Sh(are).. ^_^
Terima Kasih sudah membaca cerita saya! 💌
Cerita yang kamu baca saat ini masih belum selesai/tamat, ada kemungkinan akan diedit seperti adanya perubahan atau penambahan pada kata, gambar, gif, atau musik video. Akan diedit secara penuh setelah rangkaian cerita selesai/tamat.
Part 5 versi uncut akan tersedia di blog segera.. ^o^
Versi uncut kunjungi https://ceritatamasyah.blogspot.com/